Angin sepoi-sepoi datang berjingkrak-jingkrak, berlahan debu-debu berlari liar menerpa ke segala penjuru, awan yang kelam mulai terlihat di geser sinar mentari yang datang berkilau, dari jauh pohon-pohon bergerumbulan datang menantang teriknya sinar mentari, di balik keruhnya air harapan mimpi ku terbang melayang mengintip arah angin yang terbang, mentari tertawa melihat akan harapan mimpi itu, maling-maling dari duri-duri ilalang yang menyambat habis milik orang lain karena menuntut kehendaknya.
Aku tertegun melihat dan menetap awan putih yang bergerumbulan, sinar mentari berkelok dari awan putih memantul ke mata ku, dari mata turun kehati dan menerjang aliran darah ku yang tadinya berhenti dalam beberapa detik, punggung ku yang sudah linu dan lidah yang sudah kering membuat tubuh ku beranjak dari bawah pohon yang sudah terlihat puluhan tahun berdiri, meski sudah tua, di terpa angin, di halau petir di siram hujan, pohon itu tetap berdiri di atas kemurniaanya, tegap dan kokoh seperti para pejuang dulu yang tanpa menyogok untuk menang dari penjajahan, pohon itu menjatuhkan daun-daun yang sudah tertulis untuk terjun bebas dari atas dan bergulingan ke atas bumi dan kembali mengurai menjadi bahan yang bermanfaat, mimpi ku berbalik badan dari tertelungkup di atas perjalanannya dan harapan yang belum kunjung datang karena sudah beberapa kali dia datang menghampiri mimpi itu tetapi mimpi itu acuh, bak seorang pria yang berbadan kurus, dengan rambut yang tertata rapi dan kacamata yang tebal dan celana tinggi dari rata-rata, kemudian menghampiri surat ketujuh, seorang gadis yang rupawan tentu enggan mau melihat pria yang kurus itu, begitulah harapan berusaha terus sampai badan pun terasa gosong karena harapan dan mimpi itu belum juga menyatu.
Aku tersipu malu dari pohon tua itu, aku tau mimpi ku dan harapan ku untuk mimpi itu belum juga menyatu, hampir saja menyatu tetapi dia kembali pergi dengan pasangan yang lain, aku berkata dalam hati "Seandainya semudah mereka berkata" tentu aku tak kan kesulitan untuk menelan mimpi itu, tapi sekarang lihatlah mimpi itu pergi entah kemana, menaburkan harapan dengan teman sabar aku berdiri melayang pergi mencari mimpi, tapi sampai sekarang aku tak tau harus melabuh di mana agar aku menemukannya, orang tua ku, keluarga ku sangatlah bersedih kata mereka "coba saja kau terima tawaran itu, tentu kau tidak sekurus sekarang, berhasil itu hanyalah hasil jadi cobalah kau itu terima saja, tapi sekarang nasi pun sudah jadi bubur" aku terdiam di balik ocehan yang menusuk gendang telinga ku itu, kemudian sedikit ke yakinan lagi aku akan gugur "Aku di lahirkan dalam ke adaan tidak punya apa-apa, maka aku ingin aku sekarang murni sebagai mana aku di lahirkan, hanya dosa yang bertumpuk yang akan mereka terima jika menuruti hawa nafsu dan kehendak, Tuhan akan membalas setiapa usaha dan perbuatan yang telah di lakukan" kata ku mencoba membela, meski aku sedikit goya dengan perkataan ku, karena bukti pun tak ada aku menang.
Di balik angkasa raya mimpi dan harapan ku pergi, melayang jauh melontang-lontang lewat pepohonan yang tua itu, kemudian terbang mengetok pintu langit dan masuk kedalam rembulan berteduh di balik bintang, aku tertegun dalam sunyinya harapan dan mimpi, usahaku tak sepadan mimpi ku, coba hati kecilku menghibur dan mata ku tertutup entah sampai kapan aku harus begini, mata ku tertutup rapat seakan enggan lagi mau melihat dan rasanya ingin nafas ku ikut mata ku terpejam.
Free Template Blogger
collection template
Hot Deals
BERITA_wongANteng
SEO
theproperty-developer
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

Tri Hardiansyah


Trihardiansyah@rocketmail.com
Cari Artikel
My profil

- Jari Tri
- Indonesia
- Berjalan dalam kehidupan, mencoba mencari dan melukiskan kisah-kisah terindah untuk dapat di ungkapkan.meski tak seindah warna pelangi di penghujung pagi
Teman
Blog Archive
Terjemahkan
Labels
- Cerpen (58)
- Kata-Kata Motivasi (17)
- Cerita masa kecil (16)
Posting terbaru
-
Dengan senangnya lumpur-lumpur itu menyemprot kesekujur celana ku, angin pagi yang menderu-deru merintih masuk kedalam tulang-tul...
-
Laju motor dengan kecepatan yang tak tertandingi jika ada Rossi mungkin karena kecepatan yang ku gunakan melebihi kapasitas, angin menusuk t...
-
Kuang Dalam. Itulah desa ku, desa yang terlihat jauh dan tersembunyi dibalik kerindangan hutan-hutang yang indah nan mempesona ...
-
Ku ingat, saat masih kecil saat aku belum memakai baju dan celana putih merah, saat itu aku terduduk pulas di atas kursi plastik...
-
Sejentak kabut pagi hilang berlahan dari pandangan mata ku, seuntai ranting terhempas terhimpit de dauanan, embun pagi melonca...
-
Judul Status Setiap menatap angkasa rasanya langit ikut mendung berkecambuk dalam rasa hati yang gunda, tak satu pikiran pun yan...
-
Mentari masih juga nampak indah melayang bersama awan-awan dilangit yang berkobar, ia masih terlihat cerah mengendos-endos matany...
-
Penghujung Malam Baru bulan kemarin, bulan yang penuh abu-abu dengan bayangan yang tak jelas, satu-persatu ku tatap reali...
-
Berjalanlah dalam sebuah perjuangan, agar engaku mengerti arti hidup yang sebenarnya
Category List
- Cerita masa kecil (16)
- Cerpen (58)
- Kata-Kata Motivasi (17)
Pasang Iklan
w
e
l
c
o
m
e
t
o
C
a
t
a
t
a
n
T
r
i
H
a
r
d
i
a
n
s
y
a
h