Ku ingat, saat masih kecil saat aku belum memakai baju dan celana putih merah, saat itu aku terduduk pulas di atas kursi plastik, setelah umak ku bilang gila itu banyak macamnya, katanya gila itu ada tiga puluh tiga, mentari pagi masih terlihat kekuning-kuningan, awan bergumpal-gumpal menjadi lebih indah, sayup-sayup phon kelapa bernyayi melambaikan daunnya seakan ingin menggapai langit yang indah itu, warna biru langit dengan cerah menyapa ku memantulkan cahaya dan membelokkannya lewat seng-seng rumah dan masuk ke mata ku, "wah indaha sekali" aku melihat pelangi pagi melingkar di atas pohon hengas membentuk setengah lingkaran, beranjak dari kursi yang diam itu, aku berlari mengejar langit ingin menaikinya pikir ku, tapi kuat aku berlari sekuat itu pula langit menaik menjauhi ku, sampai di tengah hutan sukgue buntu aku berhenti, memandang sekitar ku semua pohon berkumandang, memandang ku aneh seaneh orang gila dalam tiga puluh tiga yang di bilang umak ku, dayu-dayu suara burung berkicau terusik ke datangan ku, berlari sekuat tenaga aku kembali ke kursi dengan nafas yang terengos-engos.
Kurasakan sekarang, ternyata memandang sesuatu yang kita inginkan itu terkadang seaneh orang gila bahkan lebih aneh dari orang gila, berharap sejenak di ganti sejenak, bahkan ku rasakan sendiri dari mimpi menjadi pesetatistik mengarah jauh ke perawat, terasa berat ku pikir-pikir di otak ku, bergoncang-goncang badai sel menerpa setiap pikiran ku, "aneh" pikir ku, entah kata-kata penghibur atau kata bijak datang dari pikiran ku "ah, mungkin ini yang di bilang orang kado terindah dari Tuhan, mungkin Tuhan memberikan petunjuk hidup ku, nanti akan menjadi perawat, tapi kalau ini yang terbaik kenapa hati ku belum sepenuh hati menerimanya?, Oh bukan mudah menyukai sesuatu yang memang dari dasarnya tak suka, tapi sementara yang aku sukai sudah pergi di bawa orang entah ke mana" pikir ku melayang dari balik-balik pohon rambutan dan terbang melayang mengikuti tarian angin, "kenapa ingin menjadi sastra yang terkenal aku tak tercapai, apakah ini kado teridanh dari Tuhan" pikir ku kembali datang berjingkrak-jingkrak menyusup mata ku dan masuk ke sel otak ku.
Ternyata mimpi aneh sekali, bahkan seaneh orang gila yang ikut mabuk, hal yang di inginkan di bawa pergi orang lain sedangkan yang tak di inginkan datang berlari kuat ke hadapan ku, hanya dua jurus yang biasa ku gunakan jika kondisi sudah parah seperti ini, dua jurus yang ku dapat dari kedua orang tua ku, "Ikhlas dan Sabar" meski jurus itu ku gunakan kondisi ku sudah berdarah-darah dan mencoba bangkit dari tergeletak menghadapi semua ini, meski aku berhasil memenangkan surat ke tujuh yang akan berpisah dari ku dengan jurus andalan dua ku itu, tapi untuk kali ini jurus mantra gunaku belum cukup tangguh, ternyata memang tak semudah mereka bicara, tak semudah yang di harapkan untuk menggapai mimpi karena Tuhan sudah menghiasi mimpi-mimpi itu dan menyelimuti kita dengan mimpi itu, berlari untuk mendapatkannya dan menaiki langit itu dan memeluk mentari yang bersinar, jika beberapa petunjuk telah di di coba hasilnya masih mengarah dalam mimpi itu bak sebuah kompas yang telah tertuju ke arahnya, berarti kado terindah dari tuhan sudah datang, aku hanya akan berkerja secara indah pula sebagai mana Tuhan telah memberikan kado terindah itu buat diri ku.
Free Template Blogger
collection template
Hot Deals
BERITA_wongANteng
SEO
theproperty-developer
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

Tri Hardiansyah


Trihardiansyah@rocketmail.com
Cari Artikel
My profil

- Jari Tri
- Indonesia
- Berjalan dalam kehidupan, mencoba mencari dan melukiskan kisah-kisah terindah untuk dapat di ungkapkan.meski tak seindah warna pelangi di penghujung pagi
Teman
Blog Archive
Terjemahkan
Labels
- Cerpen (58)
- Kata-Kata Motivasi (17)
- Cerita masa kecil (16)
Posting terbaru
-
Dengan senangnya lumpur-lumpur itu menyemprot kesekujur celana ku, angin pagi yang menderu-deru merintih masuk kedalam tulang-tul...
-
Laju motor dengan kecepatan yang tak tertandingi jika ada Rossi mungkin karena kecepatan yang ku gunakan melebihi kapasitas, angin menusuk t...
-
Kuang Dalam. Itulah desa ku, desa yang terlihat jauh dan tersembunyi dibalik kerindangan hutan-hutang yang indah nan mempesona ...
-
Ku ingat, saat masih kecil saat aku belum memakai baju dan celana putih merah, saat itu aku terduduk pulas di atas kursi plastik...
-
Sejentak kabut pagi hilang berlahan dari pandangan mata ku, seuntai ranting terhempas terhimpit de dauanan, embun pagi melonca...
-
Mentari masih juga nampak indah melayang bersama awan-awan dilangit yang berkobar, ia masih terlihat cerah mengendos-endos matany...
-
Judul Status Setiap menatap angkasa rasanya langit ikut mendung berkecambuk dalam rasa hati yang gunda, tak satu pikiran pun yan...
-
Penghujung Malam Baru bulan kemarin, bulan yang penuh abu-abu dengan bayangan yang tak jelas, satu-persatu ku tatap reali...
-
Berjalanlah dalam sebuah perjuangan, agar engaku mengerti arti hidup yang sebenarnya
Category List
- Cerita masa kecil (16)
- Cerpen (58)
- Kata-Kata Motivasi (17)
Pasang Iklan
w
e
l
c
o
m
e
t
o
C
a
t
a
t
a
n
T
r
i
H
a
r
d
i
a
n
s
y
a
h