Senja telah menutup cerahnya sore itu, bayangan ku terlempar jauh hingga puing-puing rumah yang beratapkan sersak-serak daun yang menutupi langit-langit rumah delapan tahun silam. saat itu aku baru saja pulang dari sungai desa ku yang biasa kami sebut dengan sungai kuang, yang berada di desa yang terpelosok di kabupaten ini. air saat itu lagi meluas kesegala penjuru yang mampu menampung muatan air yang menguap, seorang yang gila bersyair dengan seenaknya saja layaknya Hairil Anwar yang mahir membuat puisi, dia sudah lama gila sejak aku mulai sadar akan dunia disekeliling ku ia sudah gila, dengan gelang kaki yang terbuat dari serabut celana yang terurai dan kusam, begitu pula dengan pakaian yang ia gunakan, ia mengeluarkan suara semaunya saja, tapi yang ku perhatikan kosa katanya dalam merangkai ucapan yang keluar dari muutnya seakan bersajak sebuah syair, pada saat itu aku mengira ia gila karena tidak mampu menerbitkan puisinya di sebuah buku. rupanya perkiraan ku jauh dari apa yang ku bayangkan, seorang laki-laki yang berpakaian kusam dengan jengot, kumis yang tak terurus dan rambut yang terurai panjang hingga adakalanya rambut itu lepas dengan sendirinya. rupanya gila karena rabies gigitan anjing gila, desa ku yang jauh dari jangkauan kesehatan dan miringnya ekonomi membuat keluarganya tak tau arah mau dibawa kemana luka yang berakibat patal itu.
Sejak sering kesungai aku selalu berhenti sejenak dipekarangan rumah yang beratapkan daun dan berdindingkan kayu yang sudah rapuh itu, kemudian berlahan aku menyukai lirik kata-kat ayang ia gunakan dan ingin sekali aku menerbitkan sebuah buku karangan sendiri tapi apalah daya ku, aku tak tau arah yang benar untuk menjadi penulis yang baik, aku tak punya tempat untuk belajar apalagi untuk menerbitkan sebuah buku. syair orang gila itu masih saja ku ingat beberapa bait seperti berikut "Bumi engkau indah bertangkup dengan langit, ciptaan Tuhan, oh Tuhan berilah aku kesejukan akan indahnya bumi mu ini, manusia tanganmu ringankan untuk berbuat baik, berbuat menjaga bumi ini"
Free Template Blogger
collection template
Hot Deals
BERITA_wongANteng
SEO
theproperty-developer
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tri Hardiansyah
Trihardiansyah@rocketmail.com
Cari Artikel
My profil
- Jari Tri
- Indonesia
- Berjalan dalam kehidupan, mencoba mencari dan melukiskan kisah-kisah terindah untuk dapat di ungkapkan.meski tak seindah warna pelangi di penghujung pagi
Teman
Blog Archive
Terjemahkan
Labels
- Cerpen (58)
- Kata-Kata Motivasi (17)
- Cerita masa kecil (16)
Posting terbaru
-
Dengan senangnya lumpur-lumpur itu menyemprot kesekujur celana ku, angin pagi yang menderu-deru merintih masuk kedalam tulang-tul...
-
Laju motor dengan kecepatan yang tak tertandingi jika ada Rossi mungkin karena kecepatan yang ku gunakan melebihi kapasitas, angin menusuk t...
-
Ku ingat, saat masih kecil saat aku belum memakai baju dan celana putih merah, saat itu aku terduduk pulas di atas kursi plastik...
-
Kuang Dalam. Itulah desa ku, desa yang terlihat jauh dan tersembunyi dibalik kerindangan hutan-hutang yang indah nan mempesona ...
-
Sejentak kabut pagi hilang berlahan dari pandangan mata ku, seuntai ranting terhempas terhimpit de dauanan, embun pagi melonca...
-
Mentari masih juga nampak indah melayang bersama awan-awan dilangit yang berkobar, ia masih terlihat cerah mengendos-endos matany...
-
Judul Status Setiap menatap angkasa rasanya langit ikut mendung berkecambuk dalam rasa hati yang gunda, tak satu pikiran pun yan...
-
Penghujung Malam Baru bulan kemarin, bulan yang penuh abu-abu dengan bayangan yang tak jelas, satu-persatu ku tatap reali...
-
Berjalanlah dalam sebuah perjuangan, agar engaku mengerti arti hidup yang sebenarnya
Category List
- Cerita masa kecil (16)
- Cerpen (58)
- Kata-Kata Motivasi (17)