Berderu suara kendaraan silih berganti tanpa henti mengusik debu-debu yang terus berkobaran, terlihat dari sebuah kantin kecil yang tak jauh dari kampus hijau ku di sudut rumah penduduk. becak pun tak mau kalah saingan dengan bisingnya mobil dan motor dengan kaki orang tua rata-rata separuh baya menguras tenaga demi menyambung kehidupan, jemarinya terlihat gemetaran kulit-kulit yang sudah keriput seperti akan berjatuhan dibawah teriknya sinar sang surya, dengan handuk kecil di leher mereka berteriak menghabiskan suara berharap masih ada yang mau menggunakan alat tanpa mesin itu, mereka tak jauh beda dari orang tua ku yang menguras tenaga demi tetesan getah yang berjatuhan kedalam mangkok terkadang hujan membuat tetesan itu buyar tak berfungsi terkadang kemarau yang menjatuhkan dedauan yang lemah tak berdaya berdiri kehausan.
         Seorang sahabat baru ku, keluarga baru ku dari prantauan menatap beningnya mata ku karena tak sanggup melihat orang tua yang sudah termakan usia harus membanting tulang bahkan nyawa mereka demi bersambungnya hari-hari kehidupan seharusnya mereka sudah istirahat di usia yang sudah rentah, entah di mana anak-anak mereka dimana keluarga mereka, di pinggiran jalan pemandangan kusam dari negeri ini masih terlihat, sekumpulan pengemis mulai dari yang kecil hingga yang sudah hampir menutup mata, mulai dari yang cacat, pura-pura cacat hingga yang segar-bugar menengadahakan tangan dengan satu mangkok berharap recehan jatuh dari kumpulan tangan para dermawan, apakah ini yang di namakan negara yang makmur? para penguasa berleha-leha memintak gedung baru yang menjulang tinggi, meminta gajihnya di naikan padahal mereka hanya duduk di atas kursi dengan janji yang banyak tak di tepati tak memandang jutaan masyarakat yang tak mempunyai tempat bahkan sebungkus koran sebagai kasur mereka bahkan tanah sekali pun sebagai kasur mereka, di manakah hati negeri ini? sebenarnya di mana kita berada?
          Kalangan pelajar sepertinya kurang ajaran demo anarkis dan tawuran sudah menjadi tren dimasa kini, entah apa yang ada di pikiran mereka, berlari berkejar-kejaran dengan batu dan alat senjata tajam berantam kesana kemari seperti bukan halnya seorang pelajar yang mengerti arti silaturahmi, mereka sepertinya menganut solidaritas yang salah, alasan mereka solidaritas sementara korban berjutah kerugian, di pinggiran jalan pun masih menyayat hati, dengan pakaian layak pemain bola cadangan dengan pos yang sudah terlihat tersembunyi menabrak bahkan mencari kesalahan pengendara kendaraan kemudian di sepikan di tempat khusus hasil akhir mereka dengan dalil pasal yang dilanggar, sepertinya koruptor semngkin menjadi-jadi hingga terlontar dari seorang yang terkemuka "KPK di hapuskan koruptor dimaafkan" sepertinya kata0kata itu hanya mampu disebutkan orang yang sudah gila mungkin saraf merek masih berfungsi baik tetapi gila harta membuat mereka tak memiliki rasa malu lagi. kepercayaan masyarakat sepertinya hilang bahkan dibuat hilang dengan janji-janji palsu yang menggoda rakyat, sebenarnya dimanakah kita berada? penjajahan sudah berakhir tetapi penjajahan penguasa terhadapa rakyat terus terjadi hingga negara ini terasa gersang dengan kebaikan, orang yang jujur terpaksa harus di usir dari kampunghalamannya karena mempertahankan kejujurannya, padahal jujur itu mudah tetapi sekarang jujur itu mahal. dimanakah negeriku yang bhenika tunggal ika?

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 komentar:

Posting Komentar


Tri Hardiansyah

E-Mail

Trihardiansyah@rocketmail.com
Free Counter

Cari Artikel

Tri Hardiansyah

My profil

Foto Saya
Jari Tri
Indonesia
Berjalan dalam kehidupan, mencoba mencari dan melukiskan kisah-kisah terindah untuk dapat di ungkapkan.meski tak seindah warna pelangi di penghujung pagi
Lihat profil lengkapku

Teman

Blog Archive

Terjemahkan

Posting terbaru

Category List

Pasang Iklan

World Of Warcraft, WoW Glowing Hand Armor

Klik disini

Get Gifs at CodemySpace.com