Hujan berlahan membelai bumi kemudian selaras berhenti, mobil-mobil nampak lebih cerah dimandi hujan, debu-debu berlarian terusir hujan yang lebat. air tergenang mengisi kekosongan pada aspal yang mulai seperti memberi ruang tersendiri, burung-burung menutupkan sayapnya menghangatkan anak-anaknya yang kedinginan. dengan melambaikan tangan berhentilah mobil berwarna biru didepan ku.
            Di tengah perjalanan nampaknya langit masih belum puas mengeluarkan air matanya, seperti gumpalan kecil kemudian berlahan membesar hujan kembali turun menyirami kota pempek ini. ku buka pintu mobil dan berlarian meuju sekumpulan orang yang nampaknya lagi asyik tertawa mengiringi hujan yang belum juga berhenti. angin berhembus terasa menusuk tulang dan membuat sekujur tubuh ku kedinginan. ku hamparkan badan ku yang setengah basah kuyup pada samping kumpulan orang lagi tertawa riang itu.
             "Numpang duduk pak" seru ku menggigil
             "oh silahkan" mereka nampak terganggu kehadiran ku yang sudah setengah basah kuyup ini. ku perhatikan satu persatu raut wajah mereka tak tampak sedikit pun kesedihan pada wajah mereka, sambil menghisap rokok kritiknya dalam-dalam seorang laki-laki menyapa ku, nampaknya giginya sudah termakan api rokok yang terus dihisapnya, asap putih bergelembungan kemudian menghilang.
            "minum air panas itu dek, lemak badan dingin cak ini, lepas be baju kau tu gek masuk angin" sapanya sambil mengacungkan telunjuknya pada satu gelas dan satu galon, ku lihat dari belasan orang ini hanya satu gelas dan satu galon saja yang terhampar di hadapan mereka. rupanya gelas itu melambangkan kebersamaan mereka, itulah dibenakku ketika mengingat satu botol untuk seluruh siswa sewaktu pramuka dulu.
            "dak usahlah pak, lah biaso basah-basah cak ini" ku lemparkan pandangan ku pada jalan yang lalu-lalang kendaraan silih berganti melaju dengan kecepatan tinggi. berbagai orang dengan almamater kuningnya bersembunyi dibalik gapura yang bertuliskan Universitas Sriwijaya.
            "Kuliah dek" laki-laki yang berbadan tinggi itu menyapa ku, senyum yang tak memiliki gigi tengah ditebarkannya.
            "Alhamdulillah iyo Pak" kembali senyum kecil di wajah ku.
           Hujan nampaknya berlahan mengurangi kecepatannya, mengecil dan kemudian tak ada tampak ia turun lagi.  jalan pun menjadi macet, orang-orang yang bersembunyi di balik gapura berlarian keluar dari persembunyiannya. sekumpulan lelaki yang ada di samping ku pun berlarian dengan mengangkat tangannya mengarah kelangit seakan spiderman yang mau terbang.
           "Ojek" kata mereka seakan paduan suara yang lagi bernostalgianya
           berangkat dari tempat duduk,  ku hampiri laki-laki dengan senyum manisnya tadi disamping ku. banyak cerita yang ku dapat dari kehidupan laki-laki ini, dia tukang ojek yang menjajakan jasanya untuk menghidupi keluarganya. pada awalnya dia hidup di kota pempek ini sebatang kara, semua macam memperjuangkan kehidupannya ia lakukan, mulai dari menjual kantong asoi, antar barang dengan memikul di pundaknya hingga ia menemukan seorang kekasihnya dikota pempek ini dan menikah.

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 komentar:

Posting Komentar


Tri Hardiansyah

E-Mail

Trihardiansyah@rocketmail.com
Free Counter

Cari Artikel

Tri Hardiansyah

My profil

Foto Saya
Jari Tri
Indonesia
Berjalan dalam kehidupan, mencoba mencari dan melukiskan kisah-kisah terindah untuk dapat di ungkapkan.meski tak seindah warna pelangi di penghujung pagi
Lihat profil lengkapku

Teman

Blog Archive

Terjemahkan

Posting terbaru

Category List

Pasang Iklan

World Of Warcraft, WoW Glowing Hand Armor

Klik disini

Get Gifs at CodemySpace.com