Kemarin seharusnya menjadi hari yang paling menyenangkan bagi kami karena bisa berkumpul dengan seluruh anak-anak keperawatan sesumsel. waktu berdetak dengan cepatnya, ku buka kelopak mata disaat keheningan pagi masih membalut kabut, kembali ku langkahkan kaki ini membasuh sekujur tubuh ku. sengaja aku tak kembali berbaring dikasur yang menggoda tubuh ku untuk molek sebentar dipangkuannya, tapi semangat untuk bertemu dengan berbagai sekolah keperawatan sesumsel tak mampu membuat ku untuk bergeming. kemudian ku langkahkan kaki menuju gerbang depan yang kurang lebih satu atau dua kilo dengan jalan kaki, tak terasa lagi rasanya berjalan berkilo-kilo karena aku sudah setiap pagi dan sepulang kuliah menelusuri jalan ini, menanti mobil-mobil yang juga telah menanti.
Hari masih terlalu pagi, adzan subuh baru saja selesai berkumandang, berlanjut di akhiri dengan doa. kabut-kabut pagi masih menjelma menjadi selimut embun, matahari belum saja bangun dari tidurnya, ia masih tertidur nyenyak tapi aku sudah melakoni pagi ini sangat buta. entah karena terlalu pagi mobil pun hanya sedikit yang muncul dan aku pun harus menunggu berjam-jam sambil memandang motor-motor yang berlahan ramai, jutaan para anak-anak hingga orang tua berlari meraton di hadapan ku. ku lihat dihadapan ku seorang teman yang menjadi tempat penolong ku jika mobil-mobil masih terlelap, sempat merasa malu selalu ikut dengan teman ku ini dengan kendaraannya tapi rasa malu itu ku buang bersama kabut-kabu yang bergumpal-gumpal. hingga sampailah kami pada bendara tempat tujuan perkumpulan anak-anak tenaga kesehatan keperawatan.
Sempat menunggu teman terlebih dahulu karena kami sendiri belum tahu perjalannya sebenarnya. sambil menyelusuri jalan yang masih hening itu, udara dingin menembus cela-cela baju kemudian berlahan mengalir didalam darah, dingin. teman ku pun datang. sampailah ditempat tujuan. kami lihat meski masih berkabut kami menjadi peserta yang terlambat, telat. ya, para peserta telah datang dengan berjalan santai, sambil berlari-lari kami pun menyusul peserta jalan santai. sepotong perjalanan bersama taman kota yang masih hijau kami pun tak terasa telah sampai difinish. senam bersama, hingga pembagian kupon pun kami masih terduduk senang diatas kursi. sayangnya tak ada satu kupon pun yang beruntung ditangan ku, meski kuponnya sudah dua. aih, megharapakan dapat sepeda malah dapat kertas kosong yang tak beruntung.
Ditengah perjalan acara, aku merasa kaget ketika seorang teman ku menyapa ku dengan nada yang biasa saja
"Di aku balik duluan yo" serunya sambil membenarkan tas dipundaknya
"lho acara sudah setengah perjalanan, kagek be, ngapo nak balik dulu" sapa ku dengan melihatkan kupon ku
"Ayah ku ninggal di" serunya lagi dengan nada yang biasa sambi tersenyum
"Inalillahiwainalilahirojiun" ucap ku dalam hati,
teman-teman dan kakak tingkat pun berkumpul menghantarkannya kedepan parkir meski aku tak dapat menghantarnya kerumah, karena aku sendiri datangnya ikut orang. tapi suatu hal yang nampak diwajahnya yang seakan ingin berkata pada ku "semua akan pulang padaNya, hanya perbedaan waktu saja yang akan membedakannya, karena itu berbuat baiklah selagi hidup dan berbuat terbaiklah dengan orang tua, sebelum mereka tak menggendong mu lagi, tak bisa bersama mu lagi seperti yang ku alami" itulah pikirku dibalik senyum sahabat ku ini, sebuah ketabahan benar-benar terpancar diwajahnya, meski dalam hatinya mungkin terasa mencabit-cabit karena belum bisa melihatnya dengan toga dikepalanya, orang tuanya telah pergi duluan tanpa dugaan. tapi itulah teman ku, yang tak menampakkan wajah sedihnya dihadapan kami semua, inilah pelajaran yang paling berharga yang pernah ku dapat. terimakasih teman, semoga ketabahan selalu menemani mu, dan ayahanda mu ditemia disisiNya dengan tempat yang sangat indah.
Free Template Blogger
collection template
Hot Deals
BERITA_wongANteng
SEO
theproperty-developer
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

Tri Hardiansyah


Trihardiansyah@rocketmail.com
Cari Artikel
My profil

- Jari Tri
- Indonesia
- Berjalan dalam kehidupan, mencoba mencari dan melukiskan kisah-kisah terindah untuk dapat di ungkapkan.meski tak seindah warna pelangi di penghujung pagi
Teman
Blog Archive
Terjemahkan
Labels
- Cerpen (58)
- Kata-Kata Motivasi (17)
- Cerita masa kecil (16)
Posting terbaru
-
Dengan senangnya lumpur-lumpur itu menyemprot kesekujur celana ku, angin pagi yang menderu-deru merintih masuk kedalam tulang-tul...
-
Laju motor dengan kecepatan yang tak tertandingi jika ada Rossi mungkin karena kecepatan yang ku gunakan melebihi kapasitas, angin menusuk t...
-
Kuang Dalam. Itulah desa ku, desa yang terlihat jauh dan tersembunyi dibalik kerindangan hutan-hutang yang indah nan mempesona ...
-
Ku ingat, saat masih kecil saat aku belum memakai baju dan celana putih merah, saat itu aku terduduk pulas di atas kursi plastik...
-
Sejentak kabut pagi hilang berlahan dari pandangan mata ku, seuntai ranting terhempas terhimpit de dauanan, embun pagi melonca...
-
Mentari masih juga nampak indah melayang bersama awan-awan dilangit yang berkobar, ia masih terlihat cerah mengendos-endos matany...
-
Judul Status Setiap menatap angkasa rasanya langit ikut mendung berkecambuk dalam rasa hati yang gunda, tak satu pikiran pun yan...
-
Penghujung Malam Baru bulan kemarin, bulan yang penuh abu-abu dengan bayangan yang tak jelas, satu-persatu ku tatap reali...
-
Berjalanlah dalam sebuah perjuangan, agar engaku mengerti arti hidup yang sebenarnya
Category List
- Cerita masa kecil (16)
- Cerpen (58)
- Kata-Kata Motivasi (17)
Pasang Iklan
w
e
l
c
o
m
e
t
o
C
a
t
a
t
a
n
T
r
i
H
a
r
d
i
a
n
s
y
a
h
Dewi Angraini Masda mengatakan...
Amin Ya ROBBALALAMIN. . .